Analisis Laporan Keuangan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) Q2
2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 31%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 31%
juga sehingga laba
kotor naik sebesar 30%.
Di sisi lain, beban
usaha meningkat sebesar 23%
sehingga laba usaha menebal
sebesar 33%. Beban keuangan yang meningkat
tinggi menyebabkan laba sebelum pajak hanya naik sebesar 26%. Pada akhirnya laba
bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 26%.
Secara
kuartalan perusahaan mencetak
pertumbuhan pendapatan sebesar 10%.
Beban pokok penjualan
naik sebesar 9%
sehingga laba kotor melonjak
sebesar 38%. Di sisi
lain beban usaha terpangkas
sebesar 54% sehingga
laba usaha melesat
sebesar 125%. Beban keuangan meningkat cukup drastis pada
periode ini sehingga laba sebelum pajak penghasilan hanya naik sebesar 52%. Pada
akhirnya laba bersih yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga naik sebesar 52%.
Secara tahunan rasio GPM berkurang tipis menjadi 5,75% dari 5,82%. Secara kuartalan rasio GPM meningat menjadi 6,23% dari 5%.
Saldo
aset tetap secara tahunan
meningkat sebesar 53%.
Peningkatan ini diharapkan dapat menyumbang pada peningkatan pendapatan jangka
panjang.
Persediaan
secara tahunan meningkat sebesar 225% (bandingkan dengan pendapatan yang hanya tumbuh 31%). Di sisi lain, kas operasi mencatat
pertumbuhan minus yang bertambah signifikan. Perusahaan tampaknya belum
berhasil meningkatkan penjualan secara cukup untuk dapat memutar persediaannya.
Jika dibandingkan antara nilai penjualan dengan nilai persediaan (inventory
turnover), secara tahunan mengalami kemunduran yang berarti dengan rasio
sebesar 961% dari semula 2.383%. Secara kuartalan pun masih tercatat adanya
kemunduran dengan rasio sebesar 1.035% dari 1.117% meskipun ada kenaikan
dibandingkan dengan rasio tahunan.
Pertumbuhan persediaan yang tinggi dan penurunan rasio inventory turnover dapat dimaklumi oleh karena perusahaan mulai lebih serius merambah segmen produk telepon seluluer secara signifikan pada periode ini.
Secara tahunan saldo hutang finansial melambung sebesar 237%. Beban keuangan melesat sebesar 90%. Beban keuangan
merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan. Secara
kuartalan, beban keuangan semakin besar porsinya dari laba bersih.
Rasio
DER perusahaan secara tahunan meningkat menjadi 158% dari 46%.
tolonglah boss...itu beban keuangan semua muncul kan karena eraa dan tele menyetock barang karena isu luxury tax.....jangan langsung dibilang perusahaan tidak berhasil lha heheheh
BalasHapusMudah-mudahan seperti itu. Tapi kalau kita lihat per kuartalan untuk TELE, jumlah pembelian naik hanya tipis sekali sebesar 1,54% sedangkan jumlah persediaan akhirnya meningkat sebesar 19,22%.
BalasHapus