Analisis Laporan Keuangan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
Q2 2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 38%. Di sisi
beban pokok, beban naik sebesar 29% sehingga laba kotor dapat meningkat sebesar 62%. Di sisi lain, beban usaha dan beban lain bertambah
sebesar 33% sehingga
laba usaha mengembang
signifikan sebesar 87%.
Beban keuangan yang meningkat
sebesar 94% menyebabkan laba sebelum pajak menguat sebesar 84%. Laba bersih
kemudian dapat tumbuh sebesar 90% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 67%. Perusahaan menderita kerugian lain-lain (sebagian besar merupakan
kerugian selisih kurs) yang signifikan pada periode ini. Jika disesuaikan, maka
laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melesat sebesar 140%.
Secara
kuartalan perusahaan mencetak
kenaikan penjualan sebesar 7%. Di sisi beban pokok, beban justru berkurang sebesar 9% sehingga laba kotor melesat sebesar 48%. Di sisi
lain beban usaha dan
beban lainnya meningkat sebesar 5% sehingga laba usaha mengembang sebesar 77%. Beban keuangan dan selisih kurs yang
meningkat signifikan menyebabkan laba sebelum pajak bertambah sebesar 29%. Laba
bersih kemudian meningkat sebesar 43% karena beban pajak penghasilan yang
berkurang sebesar 6%. Perusahaan menderita kerugian lain-lain (sebagian besar
merupakan kerugian selisih kurs) yang signifikan pada periode ini dibandingkan
dengan keuntungan lain-lain (sebagian besar merupakan keuntungan selisih kurs)
pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih akan melesat sebesar 95%.
Secara tahunan rasio GPM meningkat menjadi 33,13% dari 28,27%. Secara kuartalan rasio kembali mengembang menjadi 38,12% dari
27,51%.
Saldo
tanaman perkebunan dan aset
tetap secara tahunan meningkat
cukup tinggi. Pertumbuhan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka
panjang perusahaan.
Hutang
finansial perusahaan secara tahunan meningkat sebesar 26%. Beban keuangan bertambah
sebesar 48%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan
terhadap laba bersih perusahaan.
Perusahaan
tampaknya masih tetap haus dalam berinvestasi yang ditunjukkan dengan besarnya
pengeluarkan kas untuk investasi. Secara tahunan pengeluaran tersebut meningkat
sebesar 7%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran
tersebut setara dengan 19% berbanding 21% pada periode sebelumnya.
Hutang
perusahaan termasuk tinggi. Rasio DER tahunan perusahaan mencapai angka 233%
berbanding 199%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar