Analisis Laporan Keuangan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA)
Q2 2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan penjualan yang sangat signifikan yaitu
sebesar 115%. Beban
pokok penjualan naik sebesar 124%
sehingga laba kotor naik sebesar 38%. Di sisi lain beban usaha dan beban lain menurun sebesar 6%
sehingga laba usaha melesat
sebesar 455%. Beban keuangan yang meningkat
sebesar 297% menyebabkan laba sebelum pajak menngembang sebesar 535%. Pada akhirnya laba
bersih disesuaikan bertambah
signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami kerugian.
Secara
kuartalan perusahaan mencetak
penurunan penjualan sebesar 15%. Beban pokok penjualan turun sebesar 10% sehingga laba kotor merosot sebesar 65%. Di sisi lain beban usaha melesat sebesar 385%
sehingga terjadi rugi usaha.
Pada akhirnya perusahaan
mendulang rugi bersih dibandingkan
dengan periode sebelumnya yang meraih keuntungan.
Naik
turunnya omset perusahaan membuat kinerja kuartalan maupun tahunan sulit
diperkirakan. Begitu juga dengan naiknya beban usaha yang tidak berkorelasi
dengan omset penjualan membawa kesulitan tersendiri untuk memprediksi kinerja
ke depan.
Secara tahunan rasio GPM menipis menjadi 7,16% dari 11,11%. Secara kuartalan rasio GPM menjadi cukup rendah di angka 3,55%
dari 8,59%. Penurunan yang signifikan ini
tentunya menjadi tanda tanya tersendiri.
Saldo
aset tetap secara tahunan tidak mengalami
banyak perubahan. Ini memberi informasi kalau kapasitas
perusahaan tidak banyak mengalami perubahan.
Secara tahunan saldo hutang finansial melambung sebesar 65%. Beban keuangan bertambah signifikan sebesar 297%.
Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih
perusahaan.
Penambahan
saldo hutang finansial menjadi sebuah ironi karena rendahnya tingkat
kolektivitas piutang usaha yang sebagian besar merupakan piutang usaha pihak
berelasi. Kas bersih dari operasi secara tahunan mengalami minus yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar