Rabu, 30 Juli 2014

ASRI - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan ASRI Q2 2014

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan sebesar 21%. Namun beban pokok pendapatan naik lebih besar yaitu sebesar 51% sehingga laba kotor turun tipis sebesar 1%.  Tekanan pada beban usaha turut membantu dalam penurunan laba sehingga laba usaha tergerus sebesar 6%. Tingginya beban keuangan dan kerugian selisih kurs dan lainnya menjerumuskan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 42%.  Laba bersih kemudian turun sebesar 50% karena beban pajak yang lebih besar. Perusahaan mencatat kerugian selisih kurs dan beban pembelian kembali obligasi yang cukup besar sehingga apabila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 32%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 23%. Beban pokok pendapatan justru menurun sebesar 10% sehingga laba kotor melonjak sebesar 59%.  Di sisi lain beban usaha naik sebesar 22% sehingga laba usaha melesat sebesar 68%. Tingginya beban keuangan dan kerugian selisih kurs dan lainnya menjerumuskan laba sebelum pajak sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 5%.  Laba bersih kemudian turun sebesar 15% karena beban pajak yang lebih besar. Perusahaan mencatat kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini berbanding keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya sehingga apabila kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih berikut dengan beban pembelian kembali obligasi, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 59%.


Secara kuartalan perusahaan mencatat pertumbuhan penjualan tanah kavling yang tinggi yang menghasilkan margin yang jauh lebih besar sehingga laba kotor naik cukup besar.

Rasio GPM tahunan melorot besar menjadi 48,14% dari 58,59%. Secara kuartalan rasio meningkat drastis menjadi 61,65% dari 47,70%. Kenaikan secara kuartalan banyak disumbangkan dari penjualan tanah kavling yang mempunyai margin yang lebih tinggi.

Secara tahunan saldo persediaan lancar berkurang sebesar  79%. Secara kuartalan berkurang sebesar 41%.  Pada periode selanjutnya, perusahaan tampaknya harus bekerja lebih cepat untuk melaksanakan pembangunan propertinya agar dapat membukukan penjualan yang lebih cepat.

Secara tahunan saldo persediaan tidak lancar melesat tinggi sebesar 405%. Persediaan ini diharapkan dapat menopang penjualan jangka panjang perusahaan.

Tanah untuk dikembangkan secara tahunan meningkat sebesar 28%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Properti investasi secara tahunan juga meningkat sehingga diharapkan dapat menopang pendapatan berulang jangka panjang perusahaan.

Saldo uang muka penjualan secara tahunan melorot sebesar 29% dan secara kuartalan berkurang sebesar 14%. Perusahaan tampaknya harus bekerja lebih keras untuk memasarkan produk-produk propertinya.

Kas masuk dari pelanggan secara tahunan melemah sebesar 29% dan secara kuartalan sudah meningkat yaitu sebesar 88%. Namun tampaknya angka penerimaan tersebut belum cukup besar karena jika dibandingkan dengan pendapatan tahunan baru sebesar  20%.

Saldo hutang finansial secara tahunan membengkak sebesar 71%. Meskipun begitu, beban keuangan dan beban premi lindung nilai hanya meningkat sebesar 5%.  Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar