Rabu, 30 Juli 2014

CTRP - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan CTRP Q2 2014

PT Ciputra Property Tbk (CTRP) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak penurunan pendapatan sebesar 5%. Di sisi lain, beban pokok pendapatan turun lebih besar yaitu sebesar 11% sehingga laba kotor nyaris tidak berubah.  Beban usaha dan lainnya menurun sebesar 1% sehingga laba usaha nyaris tidak berubah. Kombinasi dari meningkatnya beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi menyebabkan laba sebelum pajak terperosok sebesar 27%.  Laba bersih kemudian turun sebesar 34% karena beban pajak yang lebih besar. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 34%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 39%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat kenaikan pendapatan signifikan sebesar 74%. Beban pokok pendapatan meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 125% sehingga laba kotor hanya naik sebesar 42%.  Di sisi lain beban usaha dapat ditekan dan turun sebesar 30% sehingga laba usaha melesat sebesar 102%. Tingginya beban keuangan menekan laba sebelum pajak namun laba sebelum pajak masih dapat naik sebesar 148%.  Laba bersih kemudian naik sebesar 194% karena beban pajak yang meningkat sebesar 62%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat sebesar 221%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 104%.


Rasio GPM tahunan meningkat menjadi 56,90% dari 54,17%. Secara kuartalan rasio melemah menjadi 49,68% dari 61,01%.
 
Secara tahunan saldo persediaan meningkat sebesar  28%. Secara kuartalan menurun sebesar 8%. Peningkatan secara tahunan diharapkan dapat menopang penjualan pada periode-periode selanjutnya.

Tanah yang belum dikembangkan secara tahunan meningkat sebesar 24%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Aset tetap dan properti investasi secara tahunan juga meningkat sehingga diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo uang muka penjualan secara tahunan menipis sebesar 10% dan secara kuartalan berkurang  sebesar 6%. Manajemen tampaknya harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan penjualan produk-produk propertinya.

Kas masuk dari pelanggan secara tahunan melemah tipis sebesar 2% dan secara kuartalan sudah meningkat yaitu sebesar 26%. Angka tersebut tampaknya belum cukup besar karena jika dibandingkan dengan pendapatan kuartalan adalah masih lebih kecil.

Saldo hutang finansial secara tahunan membengkak sebesar 43%. Perusahaan mulai merasakan  beban keuangan. Jeleknya, beban keuangan berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar