Analisis Laporan Keuangan CTRP Q2 2014
PT
Ciputra Property Tbk (CTRP) secara tahunan sampai dengan Q2 2014
mencetak penurunan pendapatan sebesar 5%. Di sisi lain, beban pokok
pendapatan turun lebih besar yaitu sebesar 11% sehingga laba kotor nyaris tidak berubah. Beban usaha dan lainnya menurun sebesar 1% sehingga
laba usaha nyaris tidak berubah. Kombinasi dari meningkatnya beban
keuangan dan bagian laba entitas asosiasi menyebabkan laba sebelum pajak terperosok sebesar 27%. Laba bersih kemudian turun sebesar 34% karena
beban pajak yang lebih besar. Pada akhirnya laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 34%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 39%.
Secara
kuartalan perusahaan mencatat kenaikan pendapatan signifikan sebesar 74%. Beban
pokok pendapatan meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 125% sehingga laba
kotor hanya naik sebesar 42%. Di sisi lain beban usaha dapat ditekan
dan turun sebesar 30% sehingga laba
usaha melesat sebesar 102%. Tingginya beban keuangan menekan laba sebelum
pajak namun laba sebelum pajak masih dapat naik sebesar 148%. Laba bersih
kemudian naik sebesar 194% karena beban pajak yang meningkat sebesar 62%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk melesat sebesar 221%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 104%.
Rasio
GPM tahunan meningkat menjadi 56,90% dari 54,17%. Secara kuartalan
rasio melemah menjadi 49,68% dari 61,01%.
Secara
tahunan saldo persediaan meningkat sebesar 28%. Secara
kuartalan menurun sebesar 8%. Peningkatan secara tahunan diharapkan
dapat menopang penjualan pada periode-periode selanjutnya.
Tanah yang belum dikembangkan secara tahunan meningkat sebesar 24%. Peningkatan
ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.
Aset tetap dan properti
investasi secara tahunan juga meningkat sehingga diharapkan dapat
menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.
Saldo
uang muka penjualan secara tahunan menipis sebesar 10% dan secara
kuartalan berkurang sebesar 6%. Manajemen tampaknya harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan penjualan produk-produk propertinya.
Kas
masuk dari pelanggan secara tahunan melemah tipis sebesar 2% dan secara
kuartalan sudah meningkat yaitu sebesar 26%. Angka tersebut tampaknya belum cukup besar karena jika dibandingkan dengan
pendapatan kuartalan adalah masih lebih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar