Rabu, 30 Juli 2014

TBLA - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan TBLA Q2 2014

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan usaha yang signifikan sebesar 34%. Sayangnya, beban pokok penjualannya meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 38% sehingga laba kotor hanya dapat meningkat sebesar 22%.  Dengan beban usaha dan beban lainnya yang bertambah sebesar 28%, laba sebelum pajak hanya mampu naik sebesar 5%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini dan periode sebelumnya. Jika kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 54%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan pendapatan usaha yang signifikan sebesar 36%. Sayangnya lagi, beban pokok penjualannya meningkat lebih kencang yaitu sebesar 46% sehingga laba kotor hanya dapat naik sebesar 7%.  Dengan beban usaha dan beban lainnya yang mengembang sebesar 69%, laba sebelum pajak melorot sebesar 38%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya, jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 23%.
Secara tahunan rasio GPM mengempis menjadi 23,02% dari 25,31% dan secara kuartalan masih melemah menjadi 19,82% dari 25,15%.

Secara tahunan saldo tanaman perkebunan menghasilkan meningkat besar sebesar 25% sedangkan tanaman belum menghasilkan meningkat signifikan sebesar 61%. Peningkatan ini tentunya akan berdampak pada produksi jangka panjang.

Saldo aset tetap secara tahunan naik sebesar 27%. Hutang finansial melesat sebesar 35%. Kenaikan hutang finansial menyebabkan beban keuangan melesat sebesar  32%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Rasio DER perusahaan meningkat menjadi 217% dari 186%.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan turun tipis sebesar 3%. Pengeluaran ini termasuk cukup besar jika dibandingkan dengan nilai aset tidak lancar perusahaan yaitu sebesar 19%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar