Kamis, 31 Juli 2014

SMBR - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan SMBR Q2 2014

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan sebesar 11%. Di sisi lain beban pokok membengkak sebesar 32% sehingga laba kotor terpotong sebesar 16%. Beban usaha dan beban lainnya yang meningkat sebesar 12% menyebabkan laba usaha terperosok sebesar 25%.  Untungnya, pendapatan keuangan (bunga) sangat besar dan mempengaruhi signifikan laba sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar 6%. Laba bersih akhirnya meningkat sebesar 15% karena turunnya beban pajak penghasilan sebesar 23%.  Jika dilakukan penyesuaian dengan mengeluarkan seluruh pendapatan keuangan, maka laba bersih disesuaikan akan melorot sebesar 26%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak penurunan penjualan yang besar yaitu sebesar 23%. Di sisi lain beban pokok hanya melemah sebesar 10% sehingga laba kotor terperosok sebesar 54%. Beban usaha dan beban lainnya yang menurun sebesar 27% menyebabkan laba usaha terjungkal sebesar 71%.  Pendapatan keuangan pada periode ini naik tipis sebesar 1% sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 41%. Laba bersih pada akhirnya turun sebesar 37%.  Jika dilakukan penyesuaian dengan mengeluarkan seluruh pendapatan keuangan, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 74%.

Secara tahunan rasio GPM melemah menjadi 32,71% dari 43,13%. Secara kuartalan rasio merosot menjadi 18,07% dari 30,25%.

Secara tahunan saldo aset tetap meningkat sebesar 6%. Peningkatan ini diharapkan akan menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan tidak mempunyai hutang finansial. Dengan posisi saldo kas yang sangat besar, perusahaan memperoleh pendapatan keuangan bersih yang meningkat sebesar 389%.

Secara tahunan pengeluaran kas untuk investasi berkurang sebesar 23%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut sebanding dengan 19%.

Penerimaan dana dari IPO pada tahun 2013 tampaknya belum banyak yang digunakan. Harga saham pada saat ini juga jauh daripada harga IPO yang sebesar Rp 560. Manajemen mestinya bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan pengembalian modal dari pemegang saham dengan melakukan pembangunan pabrik baru lebih cepat. Sisa saldo kas dan setara kas perusahaan per 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp 1,8 triliun. Penerimaan dari IPO sebelumnya mendekati Rp 1,3 triliun.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar