Jumat, 25 Juli 2014

LPKR - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan LPKR Q2 2014
 
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kinerja pendapatan yang baik dengan kenaikan sebesar 13%. Laba kotor dapat meningkat sebesar 12% karena beban pokok yang naik lebih besar. Beban usaha yang lebih rendah menolong dalam perolehan laba usaha sehingga laba usaha meningkat sebesar 25%. Namun besarnya beban keuangan menekan laba sehingga laba sebelum pajak hanya meningkat sebesar 21%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 16% karena bagian kepentingan non-pengendali yang meningkat cukup besar.

Secara kuartalan kinerja pendapatan mengalami kenaikan sebesar 4%. Laba kotor terkikis sebesar 2% karena beban pokok yang naik sebesar 10%. Beban usaha yang lebih rendah menolong dalam perolehan laba usaha sehingga laba usaha meningkat sebesar 2%. Namun sedikit kenaikan pada beban keuangan menekan laba sehingga laba sebelum pajak hanya meningkat sebesar 1%. Pajak penghasilan yang lebih besar kemudian menyebabkan laba bersih tertekan sebesar 6%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkikis sebesar 2% karena bagian kepentingan non-pengendali yang menurun.

Secara tahunan rasio GPM stabil di angka 45,54% dari semula 45,84. Secara kuartalan rasio GPM lebih rendah yaitu menjadi 45,28% dari 48,33%.

Secara tahunan uang muka dari pelanggan mengalami stagnasi. Secara kuartalan mengalami penurunan tipis sebesar 1%.

Kas masuk dari pelanggan secara tahunan melorot sebesar 13%. Secara kuartalan meningkat sebesar 5%. Peningkatan ini diharapkan dapat dipertahankan dan ditingkat lagi pada masa-masa yang akan datang.

Secara tahunan saldo persediaan meningkat sebesar 29% dan secara kuartalan meningkat sebesar 11%. Peningkatan ini memperlihatkan kemungkinan perolehan pendapatan yang tetap stabil pada beberapa kuartal yang akan datang.

Secara tahunan saldo tanah untuk pengembangan melorot sebesar 30% dan secara kuartalan melorot jauh sebesar 39%. Perusahaan tampaknya perlu menambah perolehan landbank untuk menjamin kelangsungan pendapatan jangka panjang.

Hutang finansial secara tahunan meningkat sebesar 45%. Perusahaan mencatat beban keuangan yang meningkat sebesar 159%. Beban keuangan belum merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Secara keseluruhan kinerja masih stabil. Namun perusahaan mendapat tantangan dalam kondisi makro yang belakangan ini tidak menguntungkan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar