Kamis, 31 Juli 2014

INDF - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan INDF Q2 2014

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan penjualan yang tinggi yaitu sebesar 24%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 22% sehingga laba kotor bertambah sebesar 29%. Beban usaha dan beban lainnya yang meningkat sebesar 28% menyebabkan laba usaha dapat meningkat sebesar 31%.  Sayangnya, beban keuangan yang meningkat signifikan banyak menelan laba sehingga laba sebelum pajak meningkat hanya sebesar 5%. Laba bersih akhirnya tidak banyak berubah karena naiknya beban pajak penghasilan. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian melemah 6% karena lebih tingginya bagian laba untuk kepentingan non-pengendali. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 13%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan penjualan yang tinggi yaitu sebesar 8%. Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 5% sehingga laba kotor bertambah sebesar 18%. Beban usaha dan beban lainnya yang meningkat sebesar 13% menyebabkan laba usaha dapat meningkat sebesar 24%.  Sayangnya, beban keuangan yang meningkat signifikan banyak menelan laba sehingga laba sebelum pajak merosot sebesar 31%. Laba bersih akhirnya berkurang sebesar 29%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian melemah 33%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika dilakukan penyesuaian, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 41%.

Secara tahunan rasio GPM bertambah menjadi 26,54% dari 25,38%. Secara kuartalan rasio naik menjadi 28,65% dari 26,2%.

Secara tahunan saldo-saldo aset tetap, tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan masih meningkat. Peningkatan ini diharapkan akan menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.



Hutang finansial perusahaan juga meningkat karena kebutuhan investasi yang besar. Peningkatan signifikan pada hutang finansial sebesar 70% mengakibatkan kenaikan beban keuangan sebesar  104%. Beban keuangan menjadi beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan.

Secara tahunan pengeluaran kas untuk investasi melambung sebesar 83%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut sebanding dengan 32%.


Jika dilakukan analisis terhadap segmen perusahaan, maka secara tahunan terlihat seluruh segmen terjadi kenaikan dengan kenaikan terbesar pada segmen produksi konsumen yang naik sebesar 20% dan yang terkecil pada segmen agibisnis yang naik sebesar 4%. Perusahaan mempunyai segmen baru yang pada tahun sebelumnya belum ada yaitu segmen budidaya dan pengolahan sayuran.

Secara tahunan, laba usaha yang disumbangkan oleh segmen produksi konsumen dan bogasari mengalami kemerosotan. Perusahaan banyak ditolong oleh segmen agribisnis yang laba usahanya melesat 57%. Begitu juga dengan munculnya segmen budidaya dan pengolahan sayuran.

Secara kuartalan seluruh segmen mengalami peningkatan penjualan dengan kenaikan terbesar pada segmen agribisis sebesar 21%.

Secara kuartalan, segmen produk konsumen dan budidaya dan pengolahan sayuran mencatat penurunan laba sedangkan segmen yang lain mencatat kenaikan yang besar. Segmen bogasari pada periode ini tampaknya telah kembali berada pada jalur idealnya dan menyumbang laba usaha yang besar.

Berikut ini adalah tabel perbandingan antarsegmen.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar