Analisis Laporan Keuangan GJTL Q2 2014
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) merengkuh penjualan tahunan sampai dengan Q2 2014 yang meningkat sebesar 4%. Di sisi lain, beban pokok penjualan meningkat sebesar 8% sehingga laba kotor harus tergerus sebesar 13%. Naiknya beban usaha dan beban lainnya secara signifikan menyebabkan GJTL harus menderita kerugian sebelum pajak. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup signifikan. Bila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan akan nyaris nihil.
Secara kuartalan penjualan meningkat sebesar 5%. Di sisi lain, beban pokok penjualan meningkat sebesar 6% sehingga laba kotor harus tergerus sebesar 1%. Naiknya beban usaha dan beban lainnya secara signifikan menyebabkan GJTL harus menderita kerugian sebelum pajak. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup signifikan dibandingkan dengan keuntungan selisih kurs pada kuartal sebelumnya. Bila kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan akan menjadi naik sebesar 58%.
Naik turunnya nilai tukar rupiah tampak berdampak besar terhadap laba perusahan secara kuartalan sehingga laba perusahaan menjadi naik turun.
Secara tahunan rasio GPM melorot menjadi 16,73% dari 19,87% dan secara kuartalan masih juga menurun menjadi 16,24% dari 17,26%.
Saldo aset tetap secara tahunan meningkat sebesar 14%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang penjualan jangka panjang perusahaan.
Saldo hutang finansial secara tahunan meningkat sebesar 21%. Beban keuangan meningat sebesar 29%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Saldo DER perusahaan cukup tinggi di angka 163%.
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) merengkuh penjualan tahunan sampai dengan Q2 2014 yang meningkat sebesar 4%. Di sisi lain, beban pokok penjualan meningkat sebesar 8% sehingga laba kotor harus tergerus sebesar 13%. Naiknya beban usaha dan beban lainnya secara signifikan menyebabkan GJTL harus menderita kerugian sebelum pajak. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup signifikan. Bila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan akan nyaris nihil.
Secara kuartalan penjualan meningkat sebesar 5%. Di sisi lain, beban pokok penjualan meningkat sebesar 6% sehingga laba kotor harus tergerus sebesar 1%. Naiknya beban usaha dan beban lainnya secara signifikan menyebabkan GJTL harus menderita kerugian sebelum pajak. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup signifikan dibandingkan dengan keuntungan selisih kurs pada kuartal sebelumnya. Bila kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan akan menjadi naik sebesar 58%.
Naik turunnya nilai tukar rupiah tampak berdampak besar terhadap laba perusahan secara kuartalan sehingga laba perusahaan menjadi naik turun.
Secara tahunan rasio GPM melorot menjadi 16,73% dari 19,87% dan secara kuartalan masih juga menurun menjadi 16,24% dari 17,26%.
Saldo aset tetap secara tahunan meningkat sebesar 14%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang penjualan jangka panjang perusahaan.
Saldo hutang finansial secara tahunan meningkat sebesar 21%. Beban keuangan meningat sebesar 29%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Saldo DER perusahaan cukup tinggi di angka 163%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar