Kamis, 28 Agustus 2014

ADRO - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Q2 2014

Perusahaan sampai dengan Q2 2014 mencatat pertumbuhan pendapatan tahunan yang tipis yaitu sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 3% sehingga laba kotor meningkat sebesar 15%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan lainnya yang meningkat sebesar 540% menyebabkan laba usaha berkurang sebesar 27%. Laba sebelum pajak kemudian terpangkas sebesar 33% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba (rugi) entitas asosiasi yang meningkat tipis sebesar 1%. Beban pajak penghasilan bertambah sebesar 17% sehingga laba bersih terperosok sebesar 59%. Perusahaan menderita kerugian lain-lain yang signifikan pada periode ini dan menikmati keuntungan lain-lain yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tergerus tipis sebesar 1%.

(Sebagai catatan, perusahaan merevisi laporan laba rugi periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2013 dengan pokok revisi adalah adanya penambahan baru berupa pendapatan lain-lain dari goodwill negatif dari akuisisi bisnis sebesar US$ 145.578 ribu. Penyesuaian nantinya juga akan dilakukan pada laporan laba rugi setahun penuh tahun 2013 namun belum tersedia. Akibatnya perhitungan tahunan yang disajikan di tulisan ini masih terdistorsi angka tersebut)

Secara kuartalan perusahaan mencatat stagnasi pendapatan. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 10% sehingga laba kotor terpangkas sebesar 24%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan lainnya yang meningkat sebesar 1687% menyebabkan laba usaha terpotong sebesar 50%. Laba sebelum pajak kemudian terpangkas sebesar 57% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba (rugi) entitas asosiasi yang meningkat tipis sebesar 1%. Beban pajak penghasilan berkurang sebesar 38% sehingga laba bersih terperosok sebesar 69%. Perusahaan menderita kerugian lain-lain yang signifikan pada periode ini dan menikmati keuntungan lain-lain yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tergerus  sebesar 42%.

Rasio GPM  tahunan mengembang menjadi  24,83% dari 21,87% dan secara kuartalan menyusut menjadi 22,08% dari 29,04%.

Secara tahunan, saldo aset tetap menurun sebesar 4%. Saldo properti pertambangan meningkat sebesar 11%.

Perusahaan mencatat penurunan tahunan hutang finansial sebesar 4%.  Beban keuangan bertambah sebesar 3%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan merosot sebesar 78%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, maka pengeluaran tersebut hanya setara dengan 1% berbanding 6% pada periode sebelumnya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar