Minggu, 24 Agustus 2014

INTA - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Intraco Penta Tbk (INTA) Q2 2014

Perusahaan secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak penurunan pendapatan usaha  sebesar 18%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 21%  sehingga laba kotor terkikis sebesar 8%. Di sisi lain, beban usaha, beban keuangan, beban  bagi hasil dan beban lain melonjak sebesar 68% sehingga perusahaan mengalami rugi sebelum pajak penghasilan. Perusahaan kemudian mengalami rugi bersih dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berlaba bersih tipis. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (tanpa memperhitungkan kepentingan non-pengendali), maka perusahaan akan mengalami rugi bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami laba.  

Secara kuartalan pendapatan usaha meningkat  sebesar 7%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 10%  sehingga laba kotor tidak banyak berubah. Di sisi lain, beban usaha, beban keuangan, beban  bagi hasil dan beban lain melonjak signifikan sehingga perusahaan mengalami rugi sebelum pajak penghasilan. Perusahaan kemudian mengalami rugi bersih dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berlaba bersih. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mengalami keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (tanpa memperhitungkan kepentingan non-pengendali), maka perusahaan akan mengalami rugi bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang melonjak sebesar 475%.  

Secara tahunan rasio GPM mengembang menjadi 23% dari 20,03%. Secara kuartalan rasio menyusut menjadi 22,70% dari 24,45%.

Saldo investasi sewa pembiayaan dan aset ijarah secara tahunan meningkat cukup besar. Peningkatan-peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial perusahaan secara tahunan bertambah sebesar 15%. Beban keuangan dapat dihemat sebesar 32%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat pesat sebesar 346%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar pengeluaran tersebut setara dengan 55% berbanding 14% pada periode sebelumnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar