Senin, 18 Agustus 2014

TOWR - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Q2 2014

Perusahaan secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan pendapatan   sebesar 33%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 36%  sehingga laba kotor megembang sebesar 32%. Di sisi lain, beban usaha dan keuntungan (kerugian) lain melesat sebesar 124% sehingga laba usaha terkikis sebesar 6%. Beban keuangan yang meningkat sebesar 18% menyebabkan laba sebelum pajak terpangkas sebesar 24%. Laba bersih kemudian terpotong sebesar 27% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 16%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya menyusut sebesar 27%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tumbuh sebesar 27%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak peningkatan pendapatan sebesar 9%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 4% sehingga laba kotor melesat sebesar 12%. Di sisi lain beban usaha dan beban lainnya meningkat signifikan sehingga laba usaha terpangkas sebesar 55%. Beban keuangan yang tidak banyak mengalami perubahan menyebabkan laba sebelum pajak susut sebesar 70%. Laba bersih kemudian terpotong juga sebesar 70% karena beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 69%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya terperosok sebesar 71%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tumbuh sebesar 15%.

Secara tahunan rasio GPM menyusut tipis menjadi 65,54% dari 66,19%. Secara kuartalan rasio mengembang menjadi 66,52% dari 64,99%.

Saldo aset tetap secara tahunan meningkat sebesar 27%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial perusahaan secara tahunan bertambah tipis sebesar 1%. Beban keuangan meningkat sebesar 18%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.

Secara tahunan pengeluaran kas untuk investasi mengalami penyusutan sebesar 39%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 13% berbanding 24% pada periode sebelumnya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar