Jumat, 29 Agustus 2014

PGAS - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) Q2 2014

Perusahaan sampai dengan Q2 2014 mencatat pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 11%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 23% sehingga laba kotor tidak banyak mengalami perubahan. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lainnya yang stagnan menyebabkan laba usaha berkurang tipis sebesar 1%. Laba sebelum pajak kemudian terpangkas sebesar 16% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, bagian laba (rugi) entitas asosiasi dan perubahan nilai wajar derivatif yang berkurang sebesar 78%. Beban pajak penghasilan  menyusut sebesar 16% sehingga laba bersih terpangkas sebesar 16% juga. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Perusahaan juga menikmati laba perubahan nilai wajar derivatif pada periode ini dan periode sebelumya. Jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tergerus  sebesar 6%.


Secara kuartalan perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 7% sehingga laba kotor meningkat sebesar 17%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lainnya yang meningkat sebesar 7% menyebabkan laba usaha tumbuh sebesar 2%. Laba sebelum pajak kemudian bertambah sebesar 16% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, bagian laba (rugi) entitas asosiasi dan perubahan nilai wajar derivatif yang berkurang signifikan. Beban pajak penghasilan  meningkat sebesar 38% sehingga laba bersih naik sebesar 10%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Perusahaan juga menikmati laba perubahan nilai wajar derivatif pada periode ini dan periode sebelumya. Jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat  sebesar 11%.
  
Rasio GPM  tahunan menyusut menjadi  45,10% dari 50,34% dan secara kuartalan mengembang menjadi 46,04% dari 40,33%.

Secara tahunan, saldo aset tetap meningkat sebesar 20%. Saldo properti minyak dan gas meningkat signifikan sebesar 172%. Peningkatan-peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan mencatat peningkatan tahunan hutang finansial sebesar 149%.  Perusahaan mulai merasakan beban keuangan secara neto dibandingkan dengan periode sebelumnya yang masih menikmati pendapatan keuangan. Beban keuangan belum merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan. Namun secara kuartalan beban keuangan mulai memberatkan yang disebabkan oleh hutang finansial yang meningkat sebesar 50%. Beban keuangan sendiri meningkat signifikan. Jumlah beban keuangan tahunan sebagian besar disumbangkan oleh beban keuangan pada kuartal ini. Nampaknya kita akan melihat beban keuangan yang semakin besar pada periode-periode selanjutnya.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 64%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, maka pengeluaran tersebut setara dengan 29% berbanding 26% pada periode sebelumnya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar