Kamis, 07 Agustus 2014

TELE - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) Q2 2014

Perusahaan secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 31%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 31% juga sehingga laba kotor naik sebesar 30%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 23% sehingga laba usaha menebal sebesar 33%.  Beban keuangan yang meningkat tinggi menyebabkan laba sebelum pajak hanya naik sebesar 26%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 26%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 10%. Beban pokok penjualan naik sebesar 9% sehingga laba kotor melonjak sebesar 38%. Di sisi lain beban usaha terpangkas sebesar 54% sehingga laba usaha melesat sebesar 125%.  Beban keuangan meningkat cukup drastis pada periode ini sehingga laba sebelum pajak penghasilan hanya naik sebesar 52%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga naik sebesar 52%.

Secara tahunan rasio GPM berkurang tipis menjadi 5,75% dari 5,82%. Secara kuartalan rasio GPM meningat menjadi 6,23% dari 5%.

Saldo aset tetap secara tahunan meningkat sebesar 53%. Peningkatan ini diharapkan dapat menyumbang pada peningkatan pendapatan jangka panjang.

Persediaan secara tahunan meningkat sebesar 225% (bandingkan dengan pendapatan yang hanya tumbuh 31%). Di sisi lain, kas operasi mencatat pertumbuhan minus yang bertambah signifikan. Perusahaan tampaknya belum berhasil meningkatkan penjualan secara cukup untuk dapat memutar persediaannya. Jika dibandingkan antara nilai penjualan dengan nilai persediaan (inventory turnover), secara tahunan mengalami kemunduran yang berarti dengan rasio sebesar 961% dari semula 2.383%. Secara kuartalan pun masih tercatat adanya kemunduran dengan rasio sebesar 1.035% dari 1.117% meskipun ada kenaikan dibandingkan dengan rasio tahunan.

Pertumbuhan persediaan yang tinggi dan penurunan rasio inventory turnover dapat dimaklumi oleh karena perusahaan mulai lebih serius merambah segmen produk telepon seluluer secara signifikan pada periode ini.

Secara tahunan saldo hutang finansial melambung sebesar 237%. Beban keuangan melesat sebesar 90%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan. Secara kuartalan, beban keuangan semakin besar porsinya dari laba bersih.

Rasio DER perusahaan secara tahunan meningkat menjadi 158% dari 46%.




2 komentar:

  1. tolonglah boss...itu beban keuangan semua muncul kan karena eraa dan tele menyetock barang karena isu luxury tax.....jangan langsung dibilang perusahaan tidak berhasil lha heheheh

    BalasHapus
  2. Mudah-mudahan seperti itu. Tapi kalau kita lihat per kuartalan untuk TELE, jumlah pembelian naik hanya tipis sekali sebesar 1,54% sedangkan jumlah persediaan akhirnya meningkat sebesar 19,22%.

    BalasHapus