Kamis, 28 Agustus 2014

JPFA - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) Q2 2014

Perusahaan sampai dengan Q2 2014 mencatat pertumbuhan penjualan tahunan sebesar 18%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 20% sehingga laba kotor meningkat sebesar 8%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba rugi selisih kurs dan beban lain yang meningkat  sebesar 41% menyebabkan  laba sebelum pajak terpangkas sebesar 46%. Beban pajak penghasilan berkurang sebesar 35% sehingga laba bersih terperosok sebesar 49%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tergerus sebesar 7%.

Secara kuartalan perusahaan mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 15%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 10% sehingga laba kotor melesat sebesar 45%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba rugi selisih kurs dan beban lain yang meningkat  sebesar 14% menyebabkan  laba sebelum pajak berlipat sebesar 230%. Beban pajak penghasilan bertambah sebesar 57% sehingga laba bersih meningkat sebesar 329%. Rasio pajak penghasilan pada periode ini yang sebesar 17% terlihat cukup rendah daripada periode sebelumnya maupun rasio tahunan. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan menikmati keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, perusahaan akan menikmati laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk daripada rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode sebelumnya.

Rasio GPM  tahunan melemah menjadi  15,48% dari 16,92% dan secara kuartalan mengembang menjadi 16,63% dari 13,13%. Perusahaan tampaknya sudah mulai memasuki wilayah margin yang menguntungkan pada periode ini.

Secara tahunan, saldo aset tetap meningkat sebesar 29% sehingga diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan mencatat kenaikan tahunan hutang finansial sebesar 41%.  Beban keuangan bertambah sebesar 45%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 44%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, maka pengeluaran tersebut setara dengan 30% berbanding 25% pada periode sebelumnya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar