Rabu, 20 Agustus 2014

TBIG - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) Q2 2014

Perusahaan secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan  sebesar 28%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 31% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 28%. Di sisi beban usaha, beban meningkat sebesar 20%  sehingga laba usaha mengembang  sebesar 29%. Kombinasi dari beban lain-lain (terdiri kenaikan nilai wajar atas properti investasi, beban keuangan dan pendapatan-beban lain) yang  bertambah sebesar 71% menyebabkan laba sebelum pajak meningkat sebesar 8%. Laba bersih kemudian naik sebesar 7% dikarenakan manfaat pajak penghasilan yang berkurang sebesar 16%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya tumbuh sebesar 11% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang turun sebesar 39%.  Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 36%.

Secara kuartalan sampai dengan Q2 2014 perusahaan mengukir kenaikan pendapatan  sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 1% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 3%. Di sisi beban usaha, beban meningkat sebesar 4%  sehingga laba usaha mengembang  sebesar 2%. Kombinasi dari beban lain-lain bersih (terdiri kenaikan nilai wajar atas properti investasi, beban keuangan dan pendapatan-beban lain) yang  bertambah signifikan menyebabkan laba sebelum pajak rontok sebesar 83%. Laba bersih kemudian terpangkas sebesar 74% dikarenakan manfaat pajak penghasilan yang bertambah signifikan dibandingkan dengan beban pajak pada periode sebelumnya. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya turun sebesar 74% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang turun sebesar 83%.  Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang cukup besar pada periode ini dibandingkan dengan keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terkikis sebesar 7%.

Secara tahunan rasio GPM terkikis tipis menjadi 84,74% dari 85,11%. Secara kuartalan rasio mengembang tipis menjadi 84,77% dari 84,56%.

Hutang finansial perusahaan secara tahunan meningkat sebesar 40%. Beban keuangan bertambah sebesar 32%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh sangat besar terhadap laba bersih perusahaan.

Secara tahunan pengeluaran kas untuk investasi mengalami penurunan sebesar 55%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 16% berbanding 46%  pada periode sebelumnya.

Laba perusahaan sebagian besar disumbangkan oleh pendapatan dari kenaikan nilai wajar properti investasi. Secara tahunan pendapatan ini meningkat sebesar 74%.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar