Kamis, 14 Agustus 2014

SRTG - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Q2 2014

Perusahaan secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan pendapatan yang signifikan yaitu  sebesar 134%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 145%  sehingga laba kotor dapat bertambah sebesar 67%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 40% sehingga laba usaha mengembang sebesar 93%. Bagian neto atas laba entitas asosiasi, penghasilan dividen, bunga dan investasi serta beban keuangan dan lainnya yang berkurang sebesar 60% menyebabkan laba sebelum pajak terpangkas sebesar 43%. Laba bersih kemudian merosot sebesar 48% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 240%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya turun sebesar 56%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dibandingkan dengan periode sebelumnya. Jika disesuaikan (tanpa memperhitungkan faktor kepentingan non-pengendali dan faktor pajak penghasilan), maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 29%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak penurunan pendapatan sebesar 3%. Di sisi beban pokok, beban menurun sebesar 3% sehingga laba kotor terkikis sebesar 9%. Di sisi lain beban usaha  meningkat sebesar 29% sehingga laba usaha terpangkas sebesar 26%. Bagian neto atas laba entitas asosiasi, penghasilan dividen, bunga dan investasi serta beban keuangan dan lainnya yang berkurang sebesar 80% menyebabkan laba sebelum pajak terpangkas sebesar 69%. Laba bersih kemudian merosot sebesar 72% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 13%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya turun sebesar 78%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dibandingkan dengan keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan (tanpa memperhitungkan faktor kepentingan non-pengendali dan faktor pajak penghasilan), maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 21%.


Secara tahunan rasio GPM menyusut menjadi 10,05% dari 14,11%. Secara kuartalan rasio menyusut lagi menjadi 9,88% dari 10,49%.

Saldo aset keuangan tersedia untuk dijual, investasi pada entitas asosiasi dan aset tetap secara tahunan masih meningkat. Pertumbuhan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Secara tahunan saldo hutang finansial meningkat sebesar 8%. Beban keuangan bertambah sebesar 2%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.

Laba perusahaan secara signifikan disumbangkan dari bagian bersih atas laba entitas asosiasi. Secara tahunan pendapatan ini berkurang sebesar 30% dan secara kuartalan berkurang sebesar 36%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar