Analisis Laporan Keuangan PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
mengalami peningkatan sebesar 31%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 19% sehingga laba kotor meningkat
sebesar 44%. Di sisi
lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah
sebesar 19% sehingga
laba usaha tumbuh sebesar 59%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 65% dikarenakan kombinasi dari
pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto menghasilkan
pendapatan yang tercatat meningkat sebesar 151%.
Laba
bersih kemudian naik sebesar 72% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 32%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar
65% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang naik signifikan.
Rasio
GPM mengembang menjadi 53,88% dari 49,01%.
Saldo
persediaan meningkat sebesar 29%. Tanah
untuk pengembangan bertambah sebesar 20%. Aset tetap tumbuh sebesar 1%. Properti
investasi naik sebesar 1%. Besarnya saldo-saldo tersebut diharapkan dapat
menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.
Saldo
uang muka pelanggan masih meningkat sebesar 3%. Jika dibandingkan dengan jumlah
pendapatan, saldo tersebut setara dengan 176% berbanding 224% pada periode
sebelumnya.
Kas
masuk dari pelanggan menurun sebesar 36%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
111% berbanding 228% pada periode
sebelumnya. Biarpun menurun, pencapaian
tersebut sebenarnya masih termasuk solid karena masih bisa mengimbangi
pendapatan.
Hutang
finansial perusahaan menurun sebesar 8%. Perusahaan mencatat pendapatan
keuangan secara neto.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
bertambah sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 10% sehingga laba kotor turun sebesar 7%. Di sisi
lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurng
sebesar 34% sehingga laba
usaha membesar sebesar 8%. Laba sebelum pajak mengembang sebesar 8% dikarenakan kombinasi dari
pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto
menimbulkan pendapatan dengan pertumbuhan sebesar 6%.
Laba
bersih kemudian naik sebesar 12% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menguat sebesar 12%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 48,24% dari 52,65%.
Kas
masuk dari pelanggan melorot sebesar 23%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
93% berbanding 122% pada periode
sebelumnya. Biarpun menurun, pencapaian tersebut sebenarnya masih termasuk solid
karena masih bisa mengimbangi pendapatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar