Kamis, 20 November 2014

DSNG - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 39%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 24% sehingga laba kotor melesat sebesar 77%. Di sisi lain, beban usaha, laba-rugi selisih kurs, pendapatan dan beban lain meningkat sebesar 32% sehingga laba usaha melejit sebesar 120%. Laba sebelum pajak melambung sebesar 249% dikarenakan beban keuangan yang meningkat sebesar 4%.

Laba bersih kemudian berlipat sebesar 238%  dengan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 284%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 256%.

Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 185%.

Rasio GPM mengembang menjadi 34,94% dari 27,27%.

Pendapatan perusahaan berasal dari dua segmen, yaitu segmen industri kelapa sawit dan industri perkayuan. Segmen industri kelapa sawit yang mengambil porsi sebesar 72% (berbanding 61%) mencatat pertumbuhan sebesar 65% sedangkan segmen perkayuan menyusut sebesar 2%. Hasil segmen (laba kotor) industri kelapa sawit meyumbang porsi sebesar 92% (berbanding 80%) dengan pertumbuhan sebesar 104% sedangkan segmen perkayuan menurun sebesar 31%.

Saldo tanaman perkebunan tumbuh sebesar 15%. Aset tetap meningkat sebesar 14%.

Hutang finansial bertambah sebesar 13%. Beban keuangan meningkat sebesar 15%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan mengalami penurunan sebesar 12%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 8% sehingga laba kotor terpangkas sebesar 19%. Di sisi lain, beban usaha, laba-rugi selisih kurs, pendapatan dan beban lain meningkat sebesar 5%  sehingga laba usaha menyusut sebesar 28%. Laba sebelum pajak turun sebesar 26% dikarenakan pendapatan keuangan yang menyusut sebesar 35%.

Laba bersih kemudian terperosok sebesar 29%  dengan beban pajak penghasilan yang menurun sebesar 14%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 27%.

Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melorot sebesar 28%.

Rasio GPM menyusut menjadi 35,26% dari 38,12%.

Pendapatan dari segmen industri kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 8% dan segmen industri perkayuan menyusut sebesar 24%. Hasil segmen (laba kotor) industri kelapa sawit terpangkas sebesar 14% dan industri perkayuan merosot sebesar 68%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar