Minggu, 30 November 2014

SRTG - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan neto melesat sebesar 107%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 112% sehingga laba kotor melejit sebesar 77%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 26% sehingga laba usaha melesat sebesar 133%. Kombinasi dari bagian neto atas laba entitas asosiasi, penghasilan dividen, bunga dan investasi, pendapatan-beban keuangan dan pendapatan-beban lain yang secara neto menghasilkan pendapatan berbanding beban pada periode sebelumnya, sehingga laba sebelum pajak berlipat sebesar 799%.

Pada akhirnya laba bersih membesar sebesar 1.067% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 118%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melejit sangat signifikan.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang besar pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 70%. Jika disesuaikan (tanpa memperhatikan faktor pajak penghasilan dan juga bagian kepentingan non-pengendali), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 212%

Rasio GPM berkurang menjadi 10,80% dari 12,62%.

Laba perusahaan sebagian besar disumbangkan dari bagian neto atas laba entitas asosiasi. Pendapatan ini meningkat sebesar 89%.

Pendapatan usaha perusahaan sebagian besar disumbangkan oleh segmen kilang minyak yang tercatat mengalami peningkatan sebesar 116%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 1%. Aset keuangan naik sebesar 2%. Investasi pada entitas asosiasi meningkat sebesar 14%.

Hutang finansial bertambah sebesar 6%. Beban keuangan naik sebesar 3%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan neto naik sebesar 3%. Di sisi beban pokok, beban tidak banyak berubah sehingga laba kotor meningkat sebesar 28%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 9% sehingga laba usaha melesat sebesar 42%. Kombinasi dari bagian neto atas laba entitas asosiasi, penghasilan dividen, bunga dan investasi, pendapatan-beban keuangan dan pendapatan-beban lain yang secara neto menghasilkan pendapatan, tercatat naik sebesar 135%, sehingga laba sebelum pajak menebal sebesar 88%.

Pada akhirnya laba bersih membesar sebesar 98% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 24%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melejit sebesar 127%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang besar pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 58%. Jika disesuaikan (tanpa memperhatikan faktor pajak penghasilan dan juga bagian kepentingan non-pengendali), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 22%

Rasio GPM bertambah menjadi 12,27% dari 9,88%.

Laba perusahaan sebagian besar disumbangkan dari bagian neto atas laba entitas asosiasi. Pendapatan ini meningkat sebesar 60%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar