Sabtu, 01 November 2014

CTRA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan mengalami peningkatan  sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 1% sehingga laba kotor meningkat sebesar 20%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 11% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 25%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 17% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan beban daripada pendapatan pada periode sebelumnya.

Laba bersih kemudian naik sebesar 17% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 20%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 24% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang naik sebesar 1%.

Rasio GPM mengembang menjadi 53,11% dari 48,78%.

Saldo persediaan meningkat sebesar 39%.  Tanah untuk pengembangan bertambah sebesar 53%. Aset tetap tumbuh sebesar 36%. Properti investasi naik sebesar 22%. Besarnya saldo-saldo tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo uang muka pelanggan masih meningkat sebesar 17%. Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan, saldo tersebut setara dengan 107% berbanding 101% pada periode sebelumnya.

Kas masuk dari pelanggan menurun sebesar 25%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 99% berbanding 145%  pada periode sebelumnya.  Biarpun menurun, pencapaian tersebut sebenarnya masih termasuk solid karena masih menyamai pendapatan.

Hutang finansial perusahaan meningkat sebesar 77%. Beban keuangan meningkat signifikan dari sebelumnya yang mencatat pendapatan keuangan secara neto. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh tidak terlalu besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan berkurang  sebesar 12%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 11%  sehingga laba kotor turun sebesar 12%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurng sebesar 9% sehingga laba usaha mengecil sebesar 13%. Laba sebelum pajak menyusut sebesar 17% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan beban dengan pertambahan sebesar 101%.

Laba bersih kemudian turun sebesar 18% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 6%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 24% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang bertambah banyak sebesar 3%.

Rasio GPM mengembang menjadi 51,32% dari 51,49%.

Kas masuk dari pelanggan meningkat sebesar 19%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 114% berbanding 85%  pada periode sebelumnya. Tentunya ini merupakan pencapaian yang cukup baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar