Analisis Laporan Keuangan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
mengalami peningkatan sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 1% sehingga laba kotor meningkat
sebesar 20%. Di sisi
lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah
sebesar 11% sehingga
laba usaha tumbuh sebesar 25%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 17% dikarenakan kombinasi dari
pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto
menimbulkan beban daripada pendapatan pada periode sebelumnya.
Laba
bersih kemudian naik sebesar 17% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 20%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar
24% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang naik sebesar
1%.
Rasio
GPM mengembang menjadi 53,11% dari 48,78%.
Saldo
persediaan meningkat sebesar 39%. Tanah
untuk pengembangan bertambah sebesar 53%. Aset tetap tumbuh sebesar 36%. Properti
investasi naik sebesar 22%. Besarnya saldo-saldo tersebut diharapkan dapat
menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.
Saldo
uang muka pelanggan masih meningkat sebesar 17%. Jika dibandingkan dengan
jumlah pendapatan, saldo tersebut setara dengan 107% berbanding 101% pada
periode sebelumnya.
Kas
masuk dari pelanggan menurun sebesar 25%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
99% berbanding 145% pada periode
sebelumnya. Biarpun menurun, pencapaian
tersebut sebenarnya masih termasuk solid karena masih menyamai pendapatan.
Hutang
finansial perusahaan meningkat sebesar 77%. Beban keuangan meningkat signifikan
dari sebelumnya yang mencatat pendapatan keuangan secara neto. Beban keuangan
merupakan beban yang berpengaruh tidak terlalu besar terhadap laba bersih.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
berkurang sebesar 12%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 11% sehingga laba kotor turun sebesar 12%. Di sisi
lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurng
sebesar 9% sehingga laba
usaha mengecil sebesar 13%. Laba sebelum pajak menyusut sebesar 17% dikarenakan kombinasi dari
pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto
menimbulkan beban dengan pertambahan sebesar 101%.
Laba
bersih kemudian turun sebesar 18% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 6%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas
sebesar 24% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang
bertambah banyak sebesar 3%.
Rasio
GPM mengembang menjadi 51,32% dari 51,49%.
Kas
masuk dari pelanggan meningkat sebesar 19%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
114% berbanding 85% pada periode
sebelumnya. Tentunya ini merupakan pencapaian yang cukup baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar