Senin, 17 November 2014

SMAR - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014

Analisis Laporan Keuangan PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 39%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 46% sehingga laba kotor meningkat sebesar 7%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 17% sehingga laba usaha terkikis sebesar 3%. Laba sebelum pajak turun sebesar 10% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain  yang secara neto menimbulkan beban tercatat bertambah sebesar 29%.

Laba bersih kemudian menyusut sebesar 14%  dengan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 4%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turun sebesar 14%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya yang tercatat mengalami peningkatan sebesar 4%. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 12%.

Rasio GPM menyusut menjadi 14,82% dari 19,25%.

Saldo tanaman perkebunan menghasilkan menyusut sebesar 2%. Tanaman belum menghasilkan turun sebesar 16%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 21%.

Hutang finansial berkurang sebesar 8%. Beban keuangan meningkat sebesar 56%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan mengalami penurunan sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 11% sehingga laba kotor terkikis sebesar 2%. Di sisi lain, beban usaha menyusut sebesar 14%  sehingga laba usaha meningkat sebesar 23%. Laba sebelum pajak melesat sebesar 267% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain  yang secara neto menimbulkan beban tercatat berkurang sebesar 57%.

Laba bersih kemudian melejit sebesar 231%  dengan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 425%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga naik sebesar 231%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya yang tercatat mengalami penurunan sebesar 71%. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 4%.

Rasio GPM meningkat menjadi 13,92% dari 12,82%.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar