Analisis Laporan Keuangan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
mengalami peningkatan sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 4% sehingga laba kotor meningkat
sebesar 5%. Di sisi
lain, beban usaha bertambah sebesar 32% sehingga laba usaha terkikis sebesar 7%. Laba
sebelum pajak meningkat
sebesar 35% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba rugi
selisih kurs dan pendapatan-beban lain yang secara neto menghasilkan pendapatan
yang tercatat menurun sebesar 85% serta naik dengan signifikannya ekuitas pada laba
bersih dari investasi pada saham.
Laba
bersih kemudian naik sebesar 41% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar
48% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang turun sebesar
35%.
Perusahaan
menikmati keuntungan selisih kurs pada periode ini dan pada periodes
sebelumnya. Jika laba bersih disesuaikan dengan mengeluarkan
keuntungan-keuntungan tersebut beserta dengan ekuitas pada laba bersih dari
investasi pada saham, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk akan turun sebesar 9%.
Rasio
GPM mengembang menjadi 73,40% dari 71,59%.
Saldo
persediaan meningkat sebesar 39%. Tanah
untuk pengembangan berkurang sebesar 8%. Aset tetap tumbuh sebesar 27%. Properti
investasi naik sebesar 98%. Besarnya saldo-saldo tersebut diharapkan dapat
menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.
Saldo
uang muka pelanggan menyusut sebesar 7%.
Kas
masuk dari pelanggan menurun sebesar 23%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
105% berbanding 139% pada periode
sebelumnya. Biarpun menurun, pencapaian
tersebut sebenarnya masih termasuk solid karena masih bisa mengimbangi
pendapatan.
Hutang
finansial perusahaan meningkat sebesar 39%. Perusahaan mulai mencatat beban
keuangan berbanding pendapatan keuangan secara neto pada periode sebelumnya.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
mengalami peningkatan sebesar 27%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 16% sehingga laba kotor meningkat
sebesar 30%. Di sisi
lain, beban usaha bertambah sebesar 17% sehingga laba usaha membesar sebesar 39%. Laba
sebelum pajak menyusut sebesar
65% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba rugi selisih
kurs dan pendapatan-beban lain yang secara neto menghasilkan beban berbanding
pendapatan pada periode sebelumnya serta turunnya ekuitas pada laba bersih dari
investasi pada saham sebesar 98%.
Laba
bersih kemudian melorot sebesar 68% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 15%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas
sebesar 69% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang turun
sebesar 24%.
Perusahaan
menikmati keuntungan selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya.
Jika laba bersih disesuaikan dengan mengeluarkan keuntungan-keuntungan tersebut
beserta dengan ekuitas pada laba bersih dari investasi pada saham, maka laba
bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar
16%.
Rasio
GPM mengembang menjadi 78,60% dari 76,54%.
Kas
masuk dari pelanggan menurun sebesar 80%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
80% berbanding 175% pada periode
sebelumnya. Perusahaan tampaknya masih perlu bekerja lebih keras untuk
memasarkan produk-produknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar