Minggu, 02 November 2014

SMRA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan usaha mengalami peningkatan  sebesar 9%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 7%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 11%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 30% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 3%. Laba sebelum pajak menurun sebesar 6% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba-rugi entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan beban daripada pendapatan pada periode sebelumnya.

Laba bersih kemudian turun sebesar 9% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menyusut sebesar 9%.

Rasio GPM mengembang tipis menjadi 49,89% dari 48,93%.

Saldo persediaan meningkat sebesar 7%.  Tanah untuk pengembangan bertambah sebesar 66%. Aset tetap tumbuh sebesar 8%. Properti investasi membesar sebesar 17%. Besarnya saldo-saldo tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo uang muka pelanggan menyusut sebesar 28%.

Kas masuk dari pelanggan menurun sebesar 33%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 72% berbanding 117%  pada periode sebelumnya. Perusahaan tampaknya harus bekerja lebih keras lagi untuk memasarkan produk-produknya.

Hutang finansial perusahaan meningkat sebesar 102%. Beban keuangan meningkat signifikan dari sebelumnya yang masih mencatat pendaptan keuangan secara neto. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh cukup besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan usaha mengalami peningkatan  sebesar 61%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 51%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 72%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 148% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 39%. Laba sebelum pajak mengembang sebesar 34% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba-rugi entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan beban yang meningkat sebesar 107%.

Laba bersih kemudian menguat sebesar 27% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 71%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menebal sebesar 28%.

Rasio GPM mengembang menjadi 50,05% dari 46,90%.

Kas masuk dari pelanggan meningkat sebesar 85%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 77% berbanding 67%  pada periode sebelumnya. Biarpun ada peningkatan, tampaknya perusahaan masih harus bekerja lebih keras lagi untuk memasarkan produk-produknya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar