Analisis Laporan Keuangan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
usaha mengalami peningkatan sebesar 9%. Di sisi
beban pokok, beban naik
sebesar 7% sehingga laba kotor meningkat sebesar 11%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 30%
sehingga laba usaha
tumbuh sebesar 3%. Laba sebelum
pajak menurun sebesar 6% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan
dan bagian laba-rugi entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan beban
daripada pendapatan pada periode sebelumnya.
Laba
bersih kemudian turun sebesar 9% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menyusut sebesar
9%.
Rasio
GPM mengembang tipis menjadi
49,89% dari 48,93%.
Saldo
persediaan meningkat sebesar 7%. Tanah
untuk pengembangan bertambah sebesar 66%. Aset tetap tumbuh sebesar 8%.
Properti investasi membesar sebesar 17%. Besarnya saldo-saldo tersebut
diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.
Saldo
uang muka pelanggan menyusut sebesar 28%.
Kas
masuk dari pelanggan menurun sebesar 33%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
72% berbanding 117% pada periode
sebelumnya. Perusahaan tampaknya harus bekerja lebih keras lagi untuk
memasarkan produk-produknya.
Hutang
finansial perusahaan meningkat sebesar 102%. Beban keuangan meningkat signifikan
dari sebelumnya yang masih mencatat pendaptan keuangan secara neto. Beban
keuangan merupakan beban yang berpengaruh cukup besar terhadap laba bersih.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
usaha mengalami peningkatan sebesar 61%. Di sisi
beban pokok, beban naik
sebesar 51% sehingga laba kotor meningkat sebesar 72%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar
148% sehingga laba
usaha tumbuh sebesar 39%. Laba sebelum pajak mengembang sebesar 34% dikarenakan kombinasi dari
pendapatan-beban keuangan dan bagian laba-rugi entitas asosiasi yang secara
neto menimbulkan beban yang meningkat sebesar 107%.
Laba
bersih kemudian menguat sebesar 27% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 71%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menebal sebesar 28%.
Rasio
GPM mengembang menjadi 50,05% dari 46,90%.
Kas
masuk dari pelanggan meningkat sebesar 85%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
77% berbanding 67% pada periode
sebelumnya. Biarpun ada peningkatan, tampaknya perusahaan masih harus bekerja
lebih keras lagi untuk memasarkan produk-produknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar