Selasa, 04 November 2014

KIJA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Kawasan Industru Jababeka Tbk (KIJA) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan usaha mengalami peningkatan  sebesar 17%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 20%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 14%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 9% sehingga laba sebelum pajak melejit sebesar 86%.

Laba bersih kemudian melonjak sebesar 109% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 29%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menguat sebesar 115%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 71%. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terkikis sebesar 2%.

Rasio GPM menyusut tipis menjadi 44,80% dari 45,97%.

Saldo persediaan meningkat sebesar 1%.  Tanah untuk pengembangan (bagian lancar) tidak banyak berubah. Tanah untuk pengembangan (bagian tidak lancar) meningkat sebesar 96%. Aset tetap turun sebesar 1%. Besarnya saldo-saldo tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo uang muka pelanggan menyusut sebesar 35%.

Kas masuk dari pelanggan meningkat sebesar 15%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 95% berbanding 97%  pada periode sebelumnya.

Hutang finansial perusahaan meningkat sebesar 29%. Beban keuangan meningkat Beban keuangan meningkat sebesar 13%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan usaha menurun  sebesar 14%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 10%  sehingga laba kotor terpangkas sebesar 37%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 20% sehingga menimbulkan rugi sebelum pajak berbanding laba sebelum pajak.

Perusahaan mengalami rugi bersih berbanding laba bersih pada periode sebelumnya.

Perusahaan mengalami kerugian selisih yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 45%. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terjungkal sebesar 95%.

Rasio GPM menyusut dalam menjadi 37,26% dari 51,03%. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar