Analisis Laporan Keuangan PT Kawasan Industru Jababeka Tbk (KIJA)
Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
usaha mengalami peningkatan sebesar 17%. Di sisi
beban pokok, beban naik
sebesar 20% sehingga laba kotor meningkat sebesar 14%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan dan pendapatan-beban
lain berkurang sebesar 9% sehingga laba sebelum pajak melejit sebesar 86%.
Laba
bersih kemudian melonjak sebesar 109% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 29%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menguat sebesar 115%.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih yang signifikan pada periode ini dan juga pada
periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 71%. Jika kerugian-kerugian
tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan terkikis sebesar 2%.
Rasio
GPM menyusut tipis menjadi
44,80% dari 45,97%.
Saldo
persediaan meningkat sebesar 1%. Tanah
untuk pengembangan (bagian lancar) tidak banyak berubah. Tanah untuk
pengembangan (bagian tidak lancar) meningkat sebesar 96%. Aset tetap turun
sebesar 1%. Besarnya saldo-saldo tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan
pendapatan jangka panjang perusahaan.
Saldo
uang muka pelanggan menyusut sebesar 35%.
Kas
masuk dari pelanggan meningkat sebesar 15%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
95% berbanding 97% pada periode
sebelumnya.
Hutang
finansial perusahaan meningkat sebesar 29%. Beban keuangan meningkat Beban
keuangan meningkat sebesar 13%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh
besar terhadap laba bersih.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
usaha menurun sebesar 14%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 10% sehingga laba kotor terpangkas
sebesar 37%. Di sisi
lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan dan pendapatan-beban
lain bertambah sebesar 20% sehingga menimbulkan rugi sebelum pajak berbanding laba sebelum pajak.
Perusahaan
mengalami rugi bersih berbanding laba bersih pada periode sebelumnya.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih yang signifikan pada periode ini dan juga pada
periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 45%. Jika kerugian-kerugian
tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan terjungkal sebesar 95%.
Rasio
GPM menyusut dalam menjadi 37,26%
dari 51,03%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar