Sabtu, 08 November 2014

MLPL - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Multipolar Tbk (MLPL) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan bersih meningkat sebesar 18%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 18% juga sehingga laba kotor tumbuh sebesar 16%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 313% sehingga laba usaha merosot sebesar 86%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan bagian atas laba-rugi bersih entitas asosiasi yang secara neto menghasilkan pendapatan berbanding beban pada periode sebelumnya menyebabkan laba sebelum pajak melorot sebesar 83%.

Pada akhirnya laba bersih tercukur sebesar 91% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 25%. Terjadi rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbanding laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada peridoe sebelumnya. Bagian laba untuk kepentingan non-pengendali hanya menipis sebesar 2%.

Perusahaan mendulang keuntungan lain-lain pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan (tanpa memperhatikan pengaruh pajak penghasilan dan kepentingan non-pengendali), maka timbul rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang menurun sebesar 72%.

Rasio GPM menurun menjadi 17,86% dari 18,22%.

Penjualan perusahaan sebagaian besar disumbang oleh segmen eceran dan distribusi yang tercatat menguat sebesar 4%.

Saldo investasi pada entitas asosiasi dan saldo aset tetap bertambah masing-masing sebesar 22% dan 11%. Penambahan tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial bertambah sebesar 15%. Beban keuangan melesat sebesar 54%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan bersih meningkat sebesar 13%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 13% juga sehingga laba kotor tumbuh sebesar 14%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 55% sehingga laba usaha merosot sebesar 82%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan bagian atas laba-rugi bersih entitas asosiasi yang secara neto menghasilkan pendapatan berbanding beban pada periode sebelumnya menyebabkan laba sebelum pajak melorot sebesar 21%.

Pada akhirnya laba bersih tercukur sebesar 32% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 3%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menyusut sebesar 80%. Bagian laba untuk kepentingan non-pengendali meningkat sebesar 4%.

Perusahaan mencatat kerugian lain-lain pada periode ini dan meraih keuntungan lain-lain pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan (tanpa memperhatikan pengaruh pajak penghasilan dan kepentingan non-pengendali), maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menurun sebesar 18%.

Rasio GPM meningkat tipis menjadi 18,29% dari 18,23%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar