Analisis Laporan Keuangan PT Ciputra Property Tbk (CTRP) Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
mengalami penurunan sebesar 3%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 6% sehingga laba kotor terkikis sebesar 1%. Di sisi lain,
kombinasi dari beban usaha, laba rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 14%
sehingga laba usaha
turun sebesar 6%. Laba sebelum
pajak menyusut sebesar 30% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan
dan bagian laba bersih entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan beban
berbanding pendapatan pada periode sebelumnya.
Laba
bersih kemudian menyusut sebesar 39% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 23%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas juga
sebesar 39%.
Jika
disesuaikan, laba bersih akan menyusut sebesar 37%.
Rasio
GPM meningkat menjadi 56,16% dari 55,00%.
Pendapatan
perusahaan disumbangkan sebagian besar dari segmen lainnya berupa penjualan
perkantoran, kondominium dan residensial serta sewa perkantoran yang tercatat
merosot sebesar 18%. Kemerosotan segmen tersebut banyak ditutup oleh segmen
pusat niaga yang mencatat peningkatan sebesar 47%. Hasil segmen lainnya dengan
sumbangan paling besar merosot sebesar 22% sedangkan segmen pusat niaga
meningkat sebesar 52% sehingga hasil segmen secara keseluruhan hanya turun
tipis sebesar 1%.
Saldo
persediaan meningkat sebesar 7%. Properti investasi tumbuh sebesar 28%. Tanah
yang belum dikembangkan bertambah sebesar 108%. Aset tetap membesar sebesar 45%.
Saldo
uang muka pelanggan meningkat sebesar 5%.
Kas
masuk dari pelanggan merosot sebesar 45%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 67%
berbanding 118% pada periode sebelumnya.
Hutang
finansial meningkat sebesar 58%. Beban keuangan muncul cukup besar berbanding
pendapatan keuangan pada periode sebelumnya. Beban keuangan merupakan beban
yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
mengalami penurunan sebesar 7%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 22% sehingga laba kotor meningkat sebesar 8%. Di sisi lain,
kombinasi dari beban usaha, laba rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 16%
sehingga laba usaha tumbuh
sebesar 6%. Laba sebelum
pajak mengembang sebesar 2% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban
keuangan dan bagian laba bersih entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan
beban naik sebesar 18%.
Laba
bersih kemudian bertambah sebesar 4% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 7%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menebal sebesar 5%.
Jika
disesuaikan, laba bersih akan meningkat sebesar 16%.
Rasio
GPM meningkat menjadi 57,73% dari 49,68%.
Pendapatan
perusahaan disumbangkan sebagian besar dari segmen lainnya berupa penjualan
perkantoran, kondominium dan residensial serta sewa perkantoran yang tercatat
merosot sebesar 13%. Kemerosotan segmen tersebut banyak ditutup oleh segmen
pusat niaga yang mencatat peningkatan sebesar 11%. Hasil segmen lainnya dengan
sumbangan paling besar meningkat sebesar 9% sedangkan segmen pusat niaga
meningkat sebesar 15%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar