Minggu, 16 November 2014

SMCB - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014

Analisis Laporan Keuangan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan meningkat sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 16% sehingga laba kotor terkikis sebesar 2%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban operasi lain bertambah sebesar 35% sehingga laba usaha menurun sebesar 26%. Beban keuangan menyusut sebesar 68% sehingga laba sebelum pajak menurun sebesar 10%.

Pada akhirnya laba bersih terpangkas sebesar 11% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 7%.  Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun juga sebesar 11%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 62%. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melorot sebesar 21%.

Rasio GPM menyusut menjadi 31,13% dari 34,90%.

Pendapatan perusahaan sebagian besar diperoleh dari segmen semen yang tercatat pertumbuhannya menyusut sebesar 20%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 21%.

Hutang finansial bertambah sebesar 42%. Beban keuangan meningkat sebesar 49%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.


Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan tidak banyak berubah. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 3% sehingga laba kotor terkikis sebesar 6%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban operasi lain berkurang sebesar 5% sehingga laba usaha menurun sebesar 7%. Beban keuangan menyusut sebesar 22% sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 6%.

Pada akhirnya laba bersih terpangkas sebesar 4% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 35%.  Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun juga sebesar 4%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya dengan penurunan sebesar 96%. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melorot sebesar 45%.

Rasio GPM menyusut menjadi 27,08% dari 28,80%.

Pendapatan perusahaan sebagian besar diperoleh dari segmen semen yang tercatat pertumbuhannya meningkat sebesar 1%. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar