Sabtu, 01 November 2014

PGAS - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan meningkat sebesar 12%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 21% sehingga laba kotor bertambah  sebesar 3%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 22% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 21%. Di sisi lain, kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, bagian laba entitas asosiasi dan laba-rugi perubahan nilai wajar derivatif berkurang sebesar 80% sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 9%.

Pada akhirnya laba bersih terpangkas sebesar 11% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 2%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas juga sebesar 11%.

Perusahaan mendulang keuntungan selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Perusahaan juga menikmati keuntungan dari perubahan nilai wajar derivatif. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tidak banyak berubah.

Rasio GPM menyusut menjadi 44,55% dari 48,65%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 15%. Properti minyak dan gas berlipat sebesar 191%. Penambahan-penambahan tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial berlipat sebesar 142%. Mulai muncul beban keuangan daripada pendapatan keuangan pada periode sebelumnya. Beban keuangan belum merupakan beban yang  berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan menyusut sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 5% sehingga laba kotor terkikis  sebesar 8%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 1% sehingga laba usaha tergerus sebesar 11%. Di sisi lain, kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, bagian laba entitas asosiasi dan laba-rugi perubahan nilai wajar derivatif menghasilkan pendapatan secara neto berbanding beban neto pada periode sebelumnya sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 1%.

Pada akhirnya laba bersih meningkat sebesar 14% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 32%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh juga sebesar 15%.

Perusahaan mendulang keuntungan selisih kurs pada periode ini dan mengalami kerugian selisih kurs pada periode sebelumnya. Perusahaan juga menikmati keuntungan dari perubahan nilai wajar derivatif. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 2%.

Rasio GPM menyusut menjadi 45,18% dari 46,04%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar