Analisis Laporan Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk (PGAS) Q3
2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
meningkat sebesar 12%.
Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 21% sehingga laba kotor bertambah sebesar 3%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain
berkurang sebesar 22% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 21%. Di sisi lain, kombinasi dari pendapatan-beban
keuangan, laba-rugi selisih kurs, bagian laba entitas asosiasi dan laba-rugi
perubahan nilai wajar derivatif berkurang sebesar 80% sehingga laba sebelum pajak turun sebesar 9%.
Pada
akhirnya laba bersih terpangkas sebesar 11% dikarenakan beban pajak penghasilan
yang berkurang sebesar 2%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk terpangkas juga sebesar 11%.
Perusahaan
mendulang keuntungan selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode
sebelumnya. Perusahaan juga menikmati keuntungan dari perubahan nilai wajar
derivatif. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan tidak banyak berubah.
Rasio
GPM menyusut menjadi 44,55%
dari 48,65%.
Saldo
aset tetap bertambah
sebesar 15%. Properti minyak dan gas berlipat sebesar 191%. Penambahan-penambahan
tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang
perusahaan.
Hutang
finansial berlipat sebesar 142%. Mulai muncul beban keuangan daripada
pendapatan keuangan pada periode sebelumnya. Beban keuangan belum merupakan beban
yang berpengaruh besar terhadap laba
bersih.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
menyusut sebesar 6%.
Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 5% sehingga laba kotor terkikis sebesar 8%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain
bertambah sebesar 1% sehingga laba usaha tergerus sebesar 11%. Di sisi lain, kombinasi dari pendapatan-beban
keuangan, laba-rugi selisih kurs, bagian laba entitas asosiasi dan laba-rugi
perubahan nilai wajar derivatif menghasilkan pendapatan secara neto berbanding
beban neto pada periode sebelumnya sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 1%.
Pada
akhirnya laba bersih meningkat sebesar 14% dikarenakan beban pajak penghasilan
yang berkurang sebesar 32%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk tumbuh juga sebesar 15%.
Perusahaan
mendulang keuntungan selisih kurs pada periode ini dan mengalami kerugian
selisih kurs pada periode sebelumnya. Perusahaan juga menikmati keuntungan dari
perubahan nilai wajar derivatif. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 2%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 45,18%
dari 46,04%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar