Rabu, 05 November 2014

SSIA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan mengalami peningkatan  sebesar 5%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 19% sehingga laba kotor merosot sebesar 24%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 6% sehingga laba usaha terpangkas sebesar 31%. Laba sebelum pajak melorot sebesar 23% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan pendapatan daripada beban pada periode sebelumnya.

Laba bersih kemudian menyusut sebesar 26% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 26%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 33% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang naik sebesar 57%.

Jika laba bersih disesuaikan dari keuntungan dan kerugian kurs (tanpa memperhitungkan kepentingan non-pengendali), maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 49%.

Rasio GPM menyusut menjadi 23,30% dari 32,15%.

Saldo persediaan menyusut sebesar 20%.  Investasi pada pengendalian bersama entitas bertambah sebesar 107%. Properti investasi tumbuh sebesar 46%. Aset tetap naik sebesar 7%. Besarnya saldo-saldo tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo uang muka pelanggan merosot sebesar 40%.

Kas masuk dari pelanggan menurun sebesar 5%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 94% berbanding 104%  pada periode sebelumnya.  

Hutang finansial perusahaan meningkat sebesar 15%. Beban keuangan berkurang sebesar 13%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Laba perusahaan banyak disumbang dari bagian laba entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang meningkat pesat sebesar 2.892%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan mengalami penurunan  sebesar 15%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 8% sehingga laba kotor merosot sebesar 34%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 24% sehingga laba usaha terpangkas sebesar 60%. Laba sebelum pajak melorot sebesar 61% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba entitas asosiasi yang secara neto menimbulkan pendapatan dengan penurunan sebesar 79%.

Laba bersih kemudian menyusut sebesar 71% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 16%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 78% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang turun sebesar 31%.

Jika laba bersih disesuaikan dari keuntungan selisih kurs (tanpa memperhitungkan kepentingan non-pengendali), maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 79%.

Rasio GPM menyusut menjadi 20,75% dari 26,76%.

Laba perusahaan banyak disumbang dari bagian laba entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang merosot sebesar 30%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar