Analisis Laporan Keuangan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
menyusut sebesar 19%.
Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 22% sehingga laba kotor tidak banyak berubah. Di sisi lain, beban usaha bertambah
sebesar 2% sehingga laba usaha terkikis sebesar 1%. Kombinasi dari
pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, rugi derivatif dan
pendapatan-beban lain yang secara neto menimbulkan beban tercatat turun sebesar
36% sehingga perusahan meraih laba sebelum pajak berbanding rugi sebelum pajak.
Pada
akhirnya perusahaan meraih laba bersih berbanding rugi bersih.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada
periode sebelumnya. Kerugian tersebut tercatat menurun sebesar 85%. Jika
disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
akan menyusut sebesar 49%.
Rasio
GPM meningkat menjadi 18,88%
dari 15,28%.
Saldo
aset tetap berkurang
sebesar 19%.
Hutang
finansial menyusut sebesar 24%. Beban keuangan berkurang sebesar 15%. Beban
keuangan merupakan beban yang
berpengaruh besar terhadap laba bersih.
Pendapatan
perusahaan paling besar diperoleh dari PT Berau Coal yang masih mencatat
kenaikan sebesar 7% dan PT Kideco Jaya Agung yang mencatat kenaikan sebesar 8%.
Penurunan pendapatan perusahaan banyak disebabkan oleh pendapatan yang turun
dari PT Adaro Indonesia dan PT Gunung Bayan Pratama. Pendapatan dari PT Adaro
Indonesia dan PT Gunung Bayan Pratama melorot masing-masing sebesar 33% dan 17%
Beban
bunga yang mengambil porsi beban yang sangat besar diharapkan akan terus
menurun agar laba bersih dapat meningkat. Beban bunga yang berkurang banyak
disebabkan oleh pembayaran hutang finansial. Perusahaan tampaknya mempunyai
arus kas yang sangat kuat karena kas bersih dari operasi sangat besar dan masih
sangat sanggup untuk melunasi hutang-hutang finansialnya yang jatuh tempo.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
tidak banyak berubah. Di
sisi beban pokok, beban
berkurang sebesar 1%
sehingga laba kotor meningkat
sebesar 2%. Di sisi lain,
beban usaha berkurang sebesar 31% sehingga laba usaha meningkat sebesar 24%.
Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, rugi
derivatif dan pendapatan-beban lain yang secara neto menimbulkan beban tercatat
turun sebesar 19% sehingga laba sebelum pajak melejit sebesar 812%.
Pada
akhirnya perusahaan meraih laba bersih berbanding rugi bersih.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada
periode sebelumnya. Kerugian tersebut tercatat menurun sebesar 71%. Jika
disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
akan melesat sebesar 53%.
Rasio
GPM meningkat menjadi 19,66%
dari 19,24%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar