Minggu, 16 November 2014

DOID - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan menyusut sebesar 19%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 22% sehingga laba kotor tidak banyak berubah. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 2% sehingga laba usaha terkikis sebesar 1%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, rugi derivatif dan pendapatan-beban lain yang secara neto menimbulkan beban tercatat turun sebesar 36% sehingga perusahan meraih laba sebelum pajak berbanding rugi sebelum pajak.

Pada akhirnya perusahaan meraih laba bersih berbanding rugi bersih.  

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Kerugian tersebut tercatat menurun sebesar 85%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menyusut sebesar 49%.

Rasio GPM meningkat menjadi 18,88% dari 15,28%.

Saldo aset tetap berkurang sebesar 19%.

Hutang finansial menyusut sebesar 24%. Beban keuangan berkurang sebesar 15%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Pendapatan perusahaan paling besar diperoleh dari PT Berau Coal yang masih mencatat kenaikan sebesar 7% dan PT Kideco Jaya Agung yang mencatat kenaikan sebesar 8%. Penurunan pendapatan perusahaan banyak disebabkan oleh pendapatan yang turun dari PT Adaro Indonesia dan PT Gunung Bayan Pratama. Pendapatan dari PT Adaro Indonesia dan PT Gunung Bayan Pratama melorot masing-masing sebesar 33% dan 17%

Beban bunga yang mengambil porsi beban yang sangat besar diharapkan akan terus menurun agar laba bersih dapat meningkat. Beban bunga yang berkurang banyak disebabkan oleh pembayaran hutang finansial. Perusahaan tampaknya mempunyai arus kas yang sangat kuat karena kas bersih dari operasi sangat besar dan masih sangat sanggup untuk melunasi hutang-hutang finansialnya yang jatuh tempo.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan tidak banyak berubah. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 1% sehingga laba kotor meningkat sebesar 2%. Di sisi lain, beban usaha berkurang sebesar 31% sehingga laba usaha meningkat sebesar 24%. Kombinasi dari pendapatan-beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, rugi derivatif dan pendapatan-beban lain yang secara neto menimbulkan beban tercatat turun sebesar 19% sehingga laba sebelum pajak melejit sebesar 812%.

Pada akhirnya perusahaan meraih laba bersih berbanding rugi bersih.  

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Kerugian tersebut tercatat menurun sebesar 71%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melesat sebesar 53%.

Rasio GPM meningkat menjadi 19,66% dari 19,24%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar