Analisis Laporan Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)
Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
mengalami peningkatan sebesar 18%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 27% sehingga laba kotor meningkat sebesar 6%. Di sisi lain,
beban usaha pendapatan-beban
lain berkurang sebesar 27% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 39%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 33% dikarenakan
kombinasi dari beban keuangan, bagian bersih entitas asosiasi dan investasi
ventura bersama yang secara neto menimbulkan beban, melesat sebesar 110%.
Laba
bersih kemudian naik sebesar 17% dengan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 81%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar
17%.
Jika
disesuaikan, laba bersih
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 21%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 39,42% dari 43,87%.
Pendapatan
perusahaan sebagian besar disumbangkan oleh segmen pariwisata dan real estat yang
masing-masing tercatat naik sebesar 5% dan 35%. Hasil segmen sebagian besar
disumbangkan oleh segmen pariwisata yang mencatat kenaikan sebesar 19%. Segmen
real estat mencatat penurunan hasil sebesar 30%.
Saldo
aset real estat meningkat sebesar 4%. Aset
tetap berkurang sebesar 2%. Properti investasi turun sebesar 4%. Besarnya
saldo-saldo tersebut diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka
panjang perusahaan.
Saldo
pendapatan diterima di muka dan uang muka pelanggan menyusut sebesar 14%.
Hutang
finansial perusahaan menyusut sebesar 14%. Beban keuangan melesat sebesar 218%.
Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
mengalami penurunan sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 4% sehingga laba kotor terpangkas sebesar 26%. Di sisi lain,
beban usaha pendapatan-beban
lain bertambah sebesar 83% sehingga laba usaha turun sebesar 62%. Laba sebelum pajak menyusut sebesar 66% dikarenakan
kombinasi dari beban keuangan, bagian bersih entitas asosiasi dan investasi
ventura bersama yang secara neto menimbulkan beban, menyusut sebesar 36%.
Laba
bersih kemudian terpangkas sebesar 64% dengan beban pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 68%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkapar sebesar
63%.
Jika
disesuaikan, laba bersih
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menurun sebesar 63%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 38,82% dari 47,29%.
Pendapatan
perusahaan sebagian besar disumbangkan oleh segmen pariwisata yang tercatat turun
sebesar 11%. Hasil segmen ini mencatat penurunan sebesar 32%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar