Analisis Laporan Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Q3 2014
Tahunan (TTM)
Penjualan
meningkat sebesar 24%.
Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 20% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 35%. Di sisi lain, kombinasi dari beban
usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 41% sehingga laba usaha tumbuh
sebesar 28%. Di sisi lain,
kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba-rugi neto entitas
asosiasi yang menghasilkan beban secara neto berkurang sebesar 24%
sehingga laba sebelum pajak membesar
sebesar 46%.
Pada
akhirnya laba bersih naik sebesar 43% dikarenakan beban pajak penghasilan yang
bertambah sebesar 56%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk meningkat sebesar 37% dikarenakan naiknya bagian laba untuk
kepentingan non-pengendali sebesar 62%.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya.
Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk akan meningkat sebesar 19%.
Rasio
GPM meningkat menjadi 26,81%
dari 24,57%.
Saldo
aset tetap bertambah
sebesar 15%. Tanaman menghasilkan tumbuh sebesar 9% dan tanaman belum
menghasilkan naik sebesar 15%. Besarnya aset tanaman dan aset tetap diharapkan
dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.
Hutang
finansial bertambah sebesar 31%. Beban keuangan meningkat sebesar 80%. Beban
keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Penjualan
menurun sebesar 8%.
Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 4% sehingga laba kotor terkuras sebesar 16%. Di sisi lain, kombinasi dari beban
usaha dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 2% sehingga laba usaha terpangkas
sebesar 32%. Di sisi lain,
kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba-rugi neto entitas
asosiasi yang menghasilkan beban secara neto berkurang sebesar 66%
sehingga laba sebelum pajak mengecil
sebesar 15%.
Pada
akhirnya laba bersih turun sebesar 20% dikarenakan beban pajak penghasilan yang
berkurang sebesar 1%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk menurun sebesar 19% dikarenakan bagian rugi untuk kepentingan
non-pengendali yang menurun sebesar 21%.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya.
Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk akan terperosok sebesar 36%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 26,08%
dari 28,65%.
Turunnya
penjualan kuartalan dialami oleh semua segmen dengan penurunan terbesar pada
segmen bogasari dan budidaya tanaman dan sayuran yang masing-masing turun
sebesar 12% dan 25%. Laba usaha segmen bogasari terjerembab sebesar 46% dan
segmen budidaya tanaman dan sayuran terperosok sebesar 49% dengan nilai laba
usaha segmen masing-masing menjadi Rp 260 miliar dan Rp 125 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar