Sabtu, 01 November 2014

INDF - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan meningkat sebesar 24%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 20% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 35%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 41% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 28%. Di sisi lain, kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba-rugi neto entitas asosiasi yang menghasilkan beban secara neto berkurang sebesar 24% sehingga laba sebelum pajak membesar sebesar 46%.

Pada akhirnya laba bersih naik sebesar 43% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 56%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 37% dikarenakan naiknya bagian laba untuk kepentingan non-pengendali sebesar 62%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 19%.

Rasio GPM meningkat menjadi 26,81% dari 24,57%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 15%. Tanaman menghasilkan tumbuh sebesar 9% dan tanaman belum menghasilkan naik sebesar 15%. Besarnya aset tanaman dan aset tetap diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial bertambah sebesar 31%. Beban keuangan meningkat sebesar 80%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan menurun sebesar 8%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 4% sehingga laba kotor terkuras sebesar 16%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 2% sehingga laba usaha terpangkas sebesar 32%. Di sisi lain, kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian laba-rugi neto entitas asosiasi yang menghasilkan beban secara neto berkurang sebesar 66% sehingga laba sebelum pajak mengecil sebesar 15%.

Pada akhirnya laba bersih turun sebesar 20% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 1%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun sebesar 19% dikarenakan bagian rugi untuk kepentingan non-pengendali yang menurun sebesar 21%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terperosok sebesar 36%.

Rasio GPM menyusut menjadi 26,08% dari 28,65%.

Turunnya penjualan kuartalan dialami oleh semua segmen dengan penurunan terbesar pada segmen bogasari dan budidaya tanaman dan sayuran yang masing-masing turun sebesar 12% dan 25%. Laba usaha segmen bogasari terjerembab sebesar 46% dan segmen budidaya tanaman dan sayuran terperosok sebesar 49% dengan nilai laba usaha segmen masing-masing menjadi Rp 260 miliar dan Rp 125 miliar. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar