Sabtu, 01 November 2014

JPFA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan meningkat sebesar 18%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 25% sehingga laba kotor terkikis  sebesar 12%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 18% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 72%.

Pada akhirnya laba bersih terpuruk sebesar 77% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 57%.  Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 81%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 79%.

Rasio GPM menyusut menjadi 13,29% dari 17,76%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 30%. Penambahan ini diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial meningkat sebesar 22%. Beban keuangan bertambah sebesar 52%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan tidak banyak mengalami perubahan. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 5% sehingga laba kotor tergerus  sebesar 27%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 3% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 90%.

Pada akhirnya laba bersih terpuruk sebesar 93% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 72%.  Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 98%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 95%.

Rasio GPM menyusut menjadi 12,13% dari 16,63%.

Keterpurukan kinerja perusahaan pada kuartal ini terutama disebabkan oleh bisnis pada segmen ayam umur sehari (DOC) yang menghasilkan kerugian besar. Penjualan pada segmen ini menurun sebesar 23% menjadi Rp 303 miliar dengan menghasilkan rugi segmen sebesar Rp 162 miliar berbanding laba sebesar Rp 106 miliar pada periode sebelumnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar