Analisis Laporan Keuangan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Q3 2014
Tahunan (TTM)
Penjualan
meningkat sebesar 18%.
Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 25% sehingga laba kotor terkikis sebesar 12%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba-rugi
selisih kurs dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 18% sehingga laba sebelum
pajak terpangkas sebesar 72%.
Pada
akhirnya laba bersih terpuruk sebesar 77% dikarenakan beban pajak penghasilan
yang berkurang sebesar 57%. Laba bersih yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 81%.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode
sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 79%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 13,29%
dari 17,76%.
Saldo
aset tetap bertambah
sebesar 30%. Penambahan ini diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan
jangka panjang perusahaan.
Hutang
finansial meningkat sebesar 22%. Beban keuangan bertambah sebesar 52%. Beban
keuangan merupakan beban yang
berpengaruh besar terhadap laba bersih.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Penjualan
tidak banyak mengalami perubahan. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 5% sehingga laba kotor tergerus sebesar
27%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban
keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 3%
sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 90%.
Pada
akhirnya laba bersih terpuruk sebesar 93% dikarenakan beban pajak penghasilan
yang berkurang sebesar 72%. Laba bersih yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 98%.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode
sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 95%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 12,13%
dari 16,63%.
Keterpurukan
kinerja perusahaan pada kuartal ini terutama disebabkan oleh bisnis pada segmen
ayam umur sehari (DOC) yang menghasilkan kerugian besar. Penjualan pada segmen
ini menurun sebesar 23% menjadi Rp 303 miliar dengan menghasilkan rugi segmen
sebesar Rp 162 miliar berbanding laba sebesar Rp 106 miliar pada periode
sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar